Catatan I Gede Pasek
Suardika
BANYAK meminta saya beri analisa soal
bagaimana nasib politik Ahok setelah hakim menjatuhkan vonis 2 tahun penjara.
Ada baiknya saya tulis ringan saja agar sederhana dibaca.
Kalau melihat gelombang aksi yang ada hingga vonis
hakim, maka secara kasatmata Ahok sebenarnya sudah mati secara politik. Deretan
pembenarnya banyak. Kasusnya adalah penistaan agama, dan agama yg dipeluk
mayoritas yg dihina. Sudah dihukum.
Dan
terbukti, dalam Pilkada, kesuksesan kinerjanya kalah dengan dampak "salah
ucap" ketika bicara.
Itukah
tanda kematian politik Ahok..? Ternyata tidak. Ahok yang dulu pernah hampir
setahun bersama saya di komisi II DPR RI ternyata sedang mendapatkan anugerah
politik yang luar biasa. Mungkin dia sendiri tidak menyangka akan terjadi.
Pilkada
memang Ahok kalah, Ahok dihukum penjara memang 2 tahun. Tetapi itu ternyata
jadi pupuk kebangkitan nyawa politik Ahok.
Dalam
dunia politik umumnya, tahapan awal dimulai dari bagaimana politisi itu
diketahui, lalu dikenal, tahap berikutnya disukai. Tahapan disukai ini sudah
mulai berdampak pada kemampuan elektoral yang bersangkutan. Yang paling hebat
adalah bila politisi itu mampu memiliki pendukung yang fanatik.
Dalam
kasus Ahok belakangan ini, justru terjadi anomali. Politisi yg dihukum dan
terbukti kalah pilkada ini malah sekarang makin meroket namanya. Tidak hanya di
Jakarta tetapi di seluruh Indonesia. Tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di
luar negeri.
Hebatnya
lagi kini akibat Ahok dari kasus pribadi salah ucap itu telah menjadi sebuah
simbol soal eksistensi Kebhinnekaan, perlawanan terhadap Intoleransi, simbol
gerakan keadilan dan lainnya.
Ahok
telah bermetamorfosa dengan cepat dari terpidana menjadi simbol perjuangan
spirit Kebinekaan, Kedamaian dan Keadilan. Sebuah nilai hakiki di semua umat
manusia.
Padahal
awalnya kasus "salah ucap".
Pergerakannya
sangat cepat. Kini Ahok tidak hanya mendulang keterkenalan hingga ke luar
negeri, tetapi telah mendapatkan anugerah politik tertinggi yaitu fanatisme
dari sebagian besar rakyat karena dijadikan simbol perjuangan hakiki tersebut.
Biaya
politik juga sangat murah. Karena menjalankan vonis 2 tahun yang perkiraan saya
nanti maksimal dilalui hanya 1 tahun 5 bulan saja. Sebab ada remisi dua kali
dan Pembebasan Bersyarat bila sudah jalani 2/3. Itupun kalau Bandingnya
ditolak. Kalau dia menulis buku di penjara, maka bukunya akan menjadi best
seller.
Kalau
bandingnya dikabulkan maka bisa lebih cepat lagi ke luar penjara.
Sehingga
bagi lawan Ahok, telah terjadi salah hitung yang luar biasa. Upaya mematikan
karir politik Ahok malah berbuah panen raya bagi Ahok.
Bayangkan
untuk itu sudah berapa biaya yang harus dikeluarkan selama ini, dan Ahok
melawannya dengan disiplin tepat waktu jalani sidang.
Berapa
sumberdaya dan gerakan untuk mematikan Ahok dan Ahok melawannya dengan secarik
kertas dari Lapas Cipinang dengan gerakan humanisnya.
Saya
memprediksi, Ahok akan menjadi pemenang karena dia telah mendapatkan simbol
utama sebuah gerakan politik yaitu Kemanusiaan, Persamaan Hak dan Keadilan.
Sebuah simbol pergerakan politik yang tertinggi.
Ahok
terlihat lemah tetapi ibarat sedang memainkan ilmu beladiri pernafasan Tai
Chi..dalam gerakan yang lemah ada kekuatan dahsyat didalamnya.
Di
sisi lain, kasus hukum yang dihadapi lawan-lawan Ahok ternyata tidak berani se
ksatria Ahok. Datang ke penegak hukum, siap diperiksa, siap diadili. Lawan Ahok
malah memilih gerakkan isu lain, kerahkan massa menekan aparat yang intinya
terkesan di publik takut diperiksa.
Bahkan
ironisnya lagi, ada yang memilih kabur ke luar negeri dengan berbagai kemasan
pembenar.
Nah
dalam hal fakta ini, Ahok dapat bonus kemenangan lagi. Ibarat bermain
bulutangkis, Ahok dapat nilai dari bola lawannya yang nyangkut di net dari
ketidakmampuan pemain lawan.
Jadi,
menurut saya kartu politik Ahok justru makin hidup dan kuat. Sementara lawannya
justru makin terpuruk.
Itulah
politik seringkali unpredictable. Karena dalam politik selain ada kalkulasi
nyata, ada juga nurani rakyat yang tidak terlihat ikut menentukan.
Ahok
Ahok..Nggak menyangka karir politikmu menjadi begitu fenomenal.
Jujur
sebagai sesama teman politisi saya iri. Tetapi iri positif. Paling tidak
manfaatnya ada tempat baru untuk tempat belajar politik, yaitu membaca kisah
perjalanan politik seorang Ahok yang fenomenal dan kontroversial.
Doa
saya, Satyam Eva Jayate..! Kebenaran Pasti Akan Menang. (*)
Sem comentários:
Enviar um comentário