Número total de visualizações de páginas

quinta-feira, 10 de novembro de 2016

Sebuah Refleksi Mengenang Hari Pahlawan Nasional

Mengutip pidato Bung Karno pada Hari Pahlawan 10 November 1961 “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”.

Sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus menghormati jasa pahlawan kita. Tanpa mereka Indonesia tidak seperti sekarang ini. Mungkin juga Indonesia hanya sebatas pulau Jawa. Negara Indonesia yang besar ini dibangun diatas darah dan nyawa pahlawan kita dari berbagai daerah. Karena persamaan nasib dijajah oleh bangsa lain mereka rela mengorbankan darah dan nyawa untuk mencapai kemerdekaan. Pahlawan kita bukan saja berasal dari pulau Jawa, agama tertentu, ras tertentu, dll. Semua sama-sama berjuang untuk mencapai kemerdekaan. Perbedaan bukanlah suatu penghalang untuk berjuang bersama-sama tapi merupakan suatu kekuatan besar yang tak terkalahkan.

Kebetulan saya bekerja di luar negeri jadi hanya bisa melihat wajah tanah air dari layar kaca. Mencermati pemberitaan media akhir-akhir ini yang terjadi di Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia, ada kelompok tertentu yang berbuat seolah-olah Indonesia itu cuma milik mereka. Hanya orang yang berhati kotor saja yang mau menghancurkan Indonesia. Mereka tidak menghargai darah dan nyawa para pahlawan yang telah dikorbankan untuk bangsa Indonesia. Mereka memaksakan kehendak untuk kepentingan mereka sendiri. Bukankah lebih mulia kalau ada masalah diselesaikan secara kekeluargaan atau kalau ada perbuatan melawan hukum diselesaikan secara hukum?

Tadi saya sempat menonton film yang berjudul “Ketika Bung di Ende”.





Dari film di atas terlihat jelas bahwa perjuangan Bung Karno juga dibantu oleh orang dari agama dan suku lain. Ada peran Riwu Ga dari suku sabu, ada etnis Thionghoa, Arab, Ende (Flores), dll.

Jangan lupa juga ada peran gereja Katolik dalam perjuangan Bung Karno. Sebagai orang interniran (buangan) di pulau kecil dan terpencil saat itu Bung Karno tidak bisa berbuat banyak tanpa mereka.

Misionaris SVD dari Belanda seperti Pater Dr. Jan (Johanes) Bouma, SVD dan Pater Gerardus Huijtink, SVD menjadi teman berbincang sekaligus lawan diskusi Bung Karno selama masa pembuangan di Ende (14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938).

Kedua pater itu juga merelakan gedung Imakulata untuk pentas sandiwara tonil perjuangan kemerdekaan Indonesia dan tempat perpustakaan kepada Bung Karno untuk membaca buku-buku dan surat kabar luar negeri tentang pergolakan politik pada masa penjajahan. Pada pentas sandiwara tonil juga dinyanyikan lagu Indonesia Raya yang sempat mendapat protes dari pemerintah Belanda (Residen Ende). Karena SVD juga punya otoritas gereja, maka pemerintah Belanda tidak bisa berbuat banyak.

Meskipun tidak muncul ke permukaan, Bung Karno pasti tahu teman-teman dekatnya. Terbukti saat berkunjung ke Ende sebagai Presiden RI Pertama tahun 1950 dan 1954, beliau sempat bertemu dan berjabat tangan dengan Pater G. Huinthik, SVD dan para pemain sandiwara tonil.

Mari kita renungi makna kata-kata Bung Karno berikut ini:
"Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua!"


"Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!"

Kesimpulan saya : Negara Kesatuan Republik Indonesia milik semua Rakyat Indonesia, bukan cuma milik agama atau kelompok tertentu dan pihak-pihak yang berupaya menghancurkan NKRI harus dibasmi. Kita harus meneruskan cita-cita pahlawan kita sesuai profesi dan cara kita masing-masing demi kemajuan Nusa dan Bangsa.

Marilah kita berdoa buat arwah para pahlawan kita, kiranya Tuhan Yang Maha Esa menerima arwah mereka disisiNya.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindung dan memberkati pemerintah Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah sehingga NKRI tetap utuh dan damai menuju Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. Amin

Selamat Hari Pahlawan










Sem comentários:

Enviar um comentário