Pada
kehidupan manusia dewasa ini, dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi
menyebabkan peralatan listrik makin banyak digunakan untuk memperoleh kemudahan
maupun kenikmatan. Peran listrik makin banyak digunakan dalam berbagai
prasarana kehidupan antara lain dalam bidang kedokteran (kesehatan),
transportasi, komunikasi dan manufaktur, sehingga disekitar kita dikelilingi
oleh medan elektromagnetik (Turana, 2003). Penggunaan alat-alat yang menghasilkan
medan elektromagnetik baik sebagai dampak samping maupun pemanfaatan medan
elektromagnetik itu sendiri sudah demikian meluas sehingga tingkat paparan
medan elektromagnetik juga meningkat. Penggunaan yang demikian meningkat sesuai
dengan bertambah banyaknya kebutuhan ternyata diikuti pula dengan ramainya
pertanyaan akan dampak negatif medan elektromagnetik terhadap kesehatan.
Penelitian
WHO 2000, ketika listrik dialirkan melalui jaringan transmisi, distribusi, atau
digunakan dalam berbagai peralatan,
saat itu juga muncul “medan elektromagnetik” di sekitar saluran dan peralatan.
Medan ini kemudian menyebar ke lingkungan dan menyebabkan polusi.
Medan
elektromagnetik mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan manusia baik fisik
maupun psikis (Hardjono dan Qadrijati, 2004). Beberapa penelitian menunjukkan :
1. Terhadap
Binatang
Penelitian dengan binatang kecil yang terpapar
medan listrik sampai 100 kV/m menyatakan pengaruh pada komponen sistem saraf
pusat. Hasil dari penelitian perilaku menyatakan bahwa sistem saraf dapat
dipengaruhi oleh medan listrik ELF (Soesanto, 1996).
Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh
medan listrik atau medan magnet terhadap fungsi reproduksi. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa selain menghambat pertumbuhan dan meningkatkan jumlah
kematian pada keturunan yang dihasilkan, ternyata medan listrik juga
menyebabkan produksi telur menurun secara nyata (Yurnadi, 2000).
Penelitian menggunakan medan
listrik statis memberikan pemajanan pada tikus jantan dan terlihat bahwa pada
tingkat paparan 6 kV/10cm dan 7kV/10cm selama 1 jam per hari, 30 hari terus
menerus, menimbulkan penyusutan berat testis, kerusakan sel tubulus seminiferus
dan terjadinya kelainan kongenital pada anak seperti mikroftalmia, bulu kasar
di sekitar kepala, penyempitan gelang panggul dan kelainan preputium
like-testis (Mansyur, 1998), selain itu menghambat proses spermatogenesis
mencit (Qadrijati dan Puspita, 2007.
Berdasarkan penelitian oleh
Marino, et al. tahun 1976 dalam Yunardi
(2000), paparan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan, penurunan berat
badan dan meningkatnya laju kematian pada keturunan tikus kenaikan berat badan
tikus (Somer, 2004), penurunan jumlah telur dan berat testis pada tikus
(Yunardi, 2000), peningkatan stres oksidatif pada telur ayam, burung laut, dan
eritrosit manusia (Torres-duran, et al., 2007).
Hasil penelitian mengenai pengaruh medan EMF pada kompetensi kekebalan pada
binatang tampaknya negatif (Soesanto, 1996).
2. Terhadap
Manusia
Semula gangguan kesehatan sebagai dampak radiasi
medan elektromagnetik diketahui tahun 1972, ketika para peneliti Uni Soviet
melaporkan bahwa mereka yang bekerja dibawah transmisi listrik tegangan tinggi
menderita sakit dengan gejala yang berhubungan dengan sistem saraf seperti
sakit kepala, kelelahan dan gangguan pola tidur. Namun, studi di lingkungan
kerja memberikan hasil yang lebih konsisten antara pemaparan medan
elektromagnetik dengan efek kesehatan tertentu seperti kanker, leukimia, tumor
otak dan melanoma (Anies, 2003b).
Pada tahun 1979, Kouwenhoven dan kawan-kawan dari
John Hopkins Hospital melakukan penelitian pada 11 orang tenaga kerja yang
bekerja selama 3,5 tahun pada sistem transmisi 345 kV. Dilaporkan bahwa dari hasil analisis sperma, ditemukan
penurunan jumlah sperma (Anies, 2003b).
Loboff menunjukkan peningkatan sintesis DNA
sebesar 2,5 x 10-5 dengan pemajanan medan elektromagnetik 15 Tesla.
Penelitian Cadossi, berupa peningkatan proliferasi limfosit diduga sejalan
dengan peningkatan sintesis DNA dan bila tidak terkendali akan mengarah pada
timbulnya keganasan (Anies, 2003b).
Penelitian pada manusia menunjukkan
peningkatan 2 kali faktor risiko terkena leukimia pada anak yang terpajan medan
elektromagnetik (Ahlbom, 2004), dan faktor risiko terjadinya kanker payudara
(Anies, 2003). Selain itu juga timbul gejala yang tidak spesifik yaitu berupa
gangguan tidur, tinitus, dan gangguan kecemasan (Husss dan Roosli, 2006) atau
berupa keluhan : sakit kepala (headache), pening
(dizzines), dan keletihan menahun (chronic fatigue syndrome) (Anies, 2003).
Pada umumnya, perubahan gambar
darah termasuk penyimpangan kecil dari norma individual, tetapi nilai umumnya
masih dalam norma fisiologis. Sedangkan penelitian Qadrijati (2002) tentang
paparan SUTET pada penduduk yang bermukim di bawahnya menunjukkan adanya
perubahan jumlah lekosit dan gambaran limfosit.
Pencegahan
Ada empat upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi paparan radiasi elektromagnetik yaitu :
1. Meminimalkan
waktu paparan, misalnya dengan tidak menggunakan handphone kalau tidak perlu sekali,
sebisa mungkin memanfaatkan layanan SMS dibanding telephone, tidak mendekatkan
handphone ke telinga sebelum panggilan tersambung, persingkat percakapan, dan
tidak menggunakan handphone sewaktu sinyal lemah, yang tinggal di bawah SUTET
tidak sering berada di luar rumah terutama malam hari.
2. Memaksimalkan
jarak dari sumber radiasi misalnya dengan menjauhkan handphone dari kepala,
menggunakan headset atau handsfree seefektif mungkin, dan tidak menyimpan
handphone di saku celana pada saat handphone dalam kondisi on.
3. Mengurangi radiasi itu sendiri, ditempuh dengan
memilih handphone dengan level SAR (Spesific Absorption Rate)
yang rendah. Level SAR ini biasanya dicantumkan dalam buku manual. ICNIRP (International Commission on Non-Ionizing
Radiation Protection) memberikan batas maksimal sebesar 2,0 W/kg.
meminimalisir pemakaian handphone di ruang tertutup dengan bahan logam atau
baja, misalnya di dalam mobil.
4. Mengkonsumsi
Antioksidan ALPHAMETA.
Gunakan AlphaSpin.
Sebuah alat yang mampu mengharmonisasikan
gelombang EMF dan menstimulasi vitalitas dan ketenangan energi dalam tubuh manusia.
AlphaSpin adalah suatu produk kesehatan holistic ternama dimana mengandung
Proprietary Spinning Frequency yang menghasilkan resonansi kuat yang mampu mentransfer spinning
energy sehingga tercipta Medan Energi Quantum.
ALPHASPIN
mengatasi segala masalah yang tersebut di atas.
Manleuana, 15 Oktober 2016
Baca juga :
u_222
Sumber : dari berbagai sumber
Sem comentários:
Enviar um comentário