Hari ini adalah hari terakhir saya di Kota Dili
Tanpa terasa sudah 10 bulan berada di sini dan tak pernah pulang
Kalau saja perempuan hamil pasti sudah partus
Dan mungkin bayinya sudah bisa panggil “mama”
Hehehehehehe
Sejak pertama kali datang saya mulai mengenal lingkungan sekitar
Baik itu kondisi sosial ekonomi, tradisi, adat-istiadat, politik, dll
Hampir tak ada bedanya dengan Timor bagian Barat
Kesamaannya kondisi geografis, topografi, iklim dan cuaca, dll
Sedikit perbedaan karena pada saman kolonialisme
Timor bagian Timur merupakan daerah koloni Portugis
Dan Timor bagian Barat merupakan koloni Belanda
Yang sangat menonjol adalah di sini mayoritas agama Katholik
Dan di bagian Barat mayoritas beragama Kristen Protestan, dll
Perbedaan bukan satu alasan untuk tidak bekerja sama
Justru perbedaan merupakan suatu kekuatan yang besar
Di sini juga saya mengenal orang dengan berbagai macam etnis, profesi,
karakter dari latar belakang pedidikan yang berbeda-beda
Mulai dari orang Kantoran, Politisi, Pejabat, Petani, Veteran, Pengusaha
hingga Tukang Bangunan, dll
Semuanya baik-baik dan ramah.
Banyak hal yang dialami disini
Yang baik dipakai yang tidak baik dibuang
Bukan berarti melupakan hal-hal yang tidak baik
Tapi bukan sesuatu yang harus diingat
Perjalanan hidup merupakan pelajaran mahal dan sejarah bagi setiap
orang
Dan itu dialami setiap orang sejak lahir. Hidup ini juga merupakan
proses pembentukan kepribadian seseorang.
Pada prinsipnya hidup di belahan bumi manapun baik adanya
Yang penting kita berusaha jangan sampai melukai sesama
Kalau ada masalah jangan menghindar tapi harus diselesaikan dengan
solusi terbaik.
(cieeeee, keasyikan menulis lama-lama su
ganti Mario Teguh, hehehehehe, parsetan deng dia orang sond percaya dia lai)
Sebagai manusia biasa terkadang jenuh dengan pekerjaan yang belum berakhir
dan harus menunggu sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Seumur hidup ini
merupakan pekerjaan memakan waktu yang lama.
Hal ini juga kadang membuat emosi, marah dan sering beda pendapat
sesama team. Apalagi kalau mabuk “spaning” tinggi.
Untunglah kalau ada yang marah karena suatu hal, yang lain berusaha
menenangkan.
Saya pergi bukan karena lari dari tanggung jawab
Tapi karena Ayah lagi sakit. Sebagai anak kita harus tau dari mana asal
usul kita.
Yang pasti saya pergi untuk kembali, bukan seterusnya. Sebagai delegasi
punya tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Jika sekali cidera janji/wanprestasi, maka akan menjadi suatu kebiasaan
dan dengan sendirinya membentuk karakter. Walaupun tanpa menandatangani Pakta
Integritas kita harus Berintegritas.
Apabila selama berada di sini saya melukai perasaan saudara/i semua di
sini, maka dari hati yang paling dalam mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Mohon maaf juga kalau ada kekeliruan dalam menulis karena saya menulis
dengan keterbatasan saya.
Sampai
ketemu lagi.
Terima Kasih.
Salam,
u_222
Sem comentários:
Enviar um comentário